- Back to Home »
- SEJARAH SMP SANTO YOSEF
Posted by : Unknown
Rabu, 26 Agustus 2015
Sejarah Singkat SMP St. Yosef
Christelyke Broeder School adalah
sebuah gedung sekolah milik Belanda yang berada di Surabaya, tepatnya di Jalan
Joyoboyo no. 19. Gedung tersebut berdiri pada tahun 1925 dan dikelola oleh
Stichting Broeders van den Heiligen Aloysius, sebuah perkumpulan yang
memanfaatkan gedung tersebut sebagai sekolah khusus bagi anak-anak Belanda yang
berada di Indonesia. Pada masa penjajahan Jepang (1942-1945) gedung tersebut
diambil alih oleh tentara Jepang yang kemudian mempergunakan gedung tersebut
sebagai asrama dan tempat pelatihan Kaigun (angkatan laut Jepang). Setelah masa
pendudukan Jepang, gedung ini difungsikan kembali menjadi sekolah. Pada awalnya
adalah sekolah dasar yang terbuka untuk kalangan umum dengan pengelola yang sama
yaitu Stichting Broeders van de Heiligen Aloysius.
Seiring dengan perkembangan jaman
dan tuntutan akan pendidikan yang lebih tinggi, Stichting Broeders van de
Heiligen Aloysius mendirikan sekolah lanjutan dari “Herstel – H.B.S.” untuk
bagian “Blijvers” yang bertempat di Coen Boulevard no. 7 (Jl. Dr.Sutomo 7) -
sekarang menjadi Jl. Polisi Istimewa – sekolah ini merupakan cikal bakalnya
SLTP Santo Yosef. Mulai tanggal 01 Agustus 1948 oleh para bruder sekolah ini
dinyatakan sebagai M.S. (Middelbare School). Seiring dengan perkembangannya
terjadi beberapa kali perubahan istilah Middelbare School; dalam tahun 1950
berubah menjadi S.M. (Sekolah Menengah) lalu berubah lagi menjadi S.M.P.
(Sekolah Menengah Pertama). Sejak Oktober 1951 sekolah ini pindah dari tempat
lama ke tempat yang baru (Jl. Joyoboyo no. 19 Surabaya) sampai sekarang ini.
SDK dan SMPK Santo Yosef pada waktu
itu masih dibawah perkumpulan Stichting Broeders van de Heiligen Aloysius
dengan pengelola para Buder-bruder Aloysius. Pejabat kepala sekolah yang
pertama kali adalah Br. Engelbertus (1948-1950). Pada saat pemerintah Indonesia
menjalankan program nasionalisasi, maka dilakukan penyesuaian nama menjadi
“Yayasan Mardiwidjana”. Nama ini digunakan untuk urusan ke pemerintahan
(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan – PDK) sedangkan untuk intern masih tetap
menggunakan istilah Stichting Broeders
van de Heiligen Aloysius. Walaupun sekolah ini terbuka untuk kalangan umum,
namun batasan masih terjadi. Sekolah ini hanya diperuntukkan bagi murid laki-laki
dan terkenal dengan disiplinnya yang ketat. Dari kekhususan ini menjadikan
sekolah Santo Yosef layak diperhitungkan di antara sekolah-sekolah lain di
Surabaya, hal ini dibuktikan dengan setumpuk prestasi yang diperoleh kala itu.
Tahun 1972, terjadi pengalihan pengelolaan sekolah dari
para bruder Santo Aloysius yang tergabung dalam Stichting Broeders van de
Heiligen Aloysius kepada para suster Carolus Borromeus, tetapi masih di bawah
Yayasan Mardiwidjana. Hal ini dilakukan karena keterbatasan tenaga bruder untuk
mengelola. Keterbatasan ini berlanjut sampai akhirnya pada tahun 1985 Yayasan
Mardiwidjana menghibahkan pengelolaan sepenuhnya sekolah Santo Yosef kepada
suster-suster CB dalam wadah Yayasan Pendidikan Karolus Borromeus (YPKB). Mulai
saat itu sekolah Santo Yosef berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Karolus
Borromeus. Pejabat kepala sekolah pertama setelah masa peralihan adalah Sr.
Angela CB, dengan satu gebrakan yang sampai sekarang berlanjut; membuka
pendaftaran bagi murid perempuan.