Logo Tarakanita

Followers

Featured Posts

Social Icons

Pages

Follow me on pinterest

Like us

Archive for Agustus 2015

SEJARAH SMP SANTO YOSEF

Sejarah Singkat SMP St. Yosef



            Christelyke Broeder School adalah sebuah gedung sekolah milik Belanda yang berada di Surabaya, tepatnya di Jalan Joyoboyo no. 19. Gedung tersebut berdiri pada tahun 1925 dan dikelola oleh Stichting Broeders van den Heiligen Aloysius, sebuah perkumpulan yang memanfaatkan gedung tersebut sebagai sekolah khusus bagi anak-anak Belanda yang berada di Indonesia. Pada masa penjajahan Jepang (1942-1945) gedung tersebut diambil alih oleh tentara Jepang yang kemudian mempergunakan gedung tersebut sebagai asrama dan tempat pelatihan Kaigun (angkatan laut Jepang). Setelah masa pendudukan Jepang, gedung ini difungsikan kembali menjadi sekolah. Pada awalnya adalah sekolah dasar yang terbuka untuk kalangan umum dengan pengelola yang sama yaitu Stichting Broeders van de Heiligen Aloysius.

            Seiring dengan perkembangan jaman dan tuntutan akan pendidikan yang lebih tinggi, Stichting Broeders van de Heiligen Aloysius mendirikan sekolah lanjutan dari “Herstel – H.B.S.” untuk bagian “Blijvers” yang bertempat di Coen Boulevard no. 7 (Jl. Dr.Sutomo 7) - sekarang menjadi Jl. Polisi Istimewa – sekolah ini merupakan cikal bakalnya SLTP Santo Yosef. Mulai tanggal 01 Agustus 1948 oleh para bruder sekolah ini dinyatakan sebagai M.S. (Middelbare School). Seiring dengan perkembangannya terjadi beberapa kali perubahan istilah Middelbare School; dalam tahun 1950 berubah menjadi S.M. (Sekolah Menengah) lalu berubah lagi menjadi S.M.P. (Sekolah Menengah Pertama). Sejak Oktober 1951 sekolah ini pindah dari tempat lama ke tempat yang baru (Jl. Joyoboyo no. 19 Surabaya) sampai sekarang ini.

            SDK dan SMPK Santo Yosef pada waktu itu masih dibawah perkumpulan Stichting Broeders van de Heiligen Aloysius dengan pengelola para Buder-bruder Aloysius. Pejabat kepala sekolah yang pertama kali adalah Br. Engelbertus (1948-1950). Pada saat pemerintah Indonesia menjalankan program nasionalisasi, maka dilakukan penyesuaian nama menjadi “Yayasan Mardiwidjana”. Nama ini digunakan untuk urusan ke pemerintahan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan – PDK) sedangkan untuk intern masih tetap menggunakan istilah  Stichting Broeders van de Heiligen Aloysius. Walaupun sekolah ini terbuka untuk kalangan umum, namun batasan masih terjadi. Sekolah ini hanya diperuntukkan bagi murid laki-laki dan terkenal dengan disiplinnya yang ketat. Dari kekhususan ini menjadikan sekolah Santo Yosef layak diperhitungkan di antara sekolah-sekolah lain di Surabaya, hal ini dibuktikan dengan setumpuk prestasi yang diperoleh kala itu.
            Tahun 1972, terjadi pengalihan pengelolaan sekolah dari para bruder Santo Aloysius yang tergabung dalam Stichting Broeders van de Heiligen Aloysius kepada para suster Carolus Borromeus, tetapi masih di bawah Yayasan Mardiwidjana. Hal ini dilakukan karena keterbatasan tenaga bruder untuk mengelola. Keterbatasan ini berlanjut sampai akhirnya pada tahun 1985 Yayasan Mardiwidjana menghibahkan pengelolaan sepenuhnya sekolah Santo Yosef kepada suster-suster CB dalam wadah Yayasan Pendidikan Karolus Borromeus (YPKB). Mulai saat itu sekolah Santo Yosef berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Karolus Borromeus. Pejabat kepala sekolah pertama setelah masa peralihan adalah Sr. Angela CB, dengan satu gebrakan yang sampai sekarang berlanjut; membuka pendaftaran bagi murid perempuan. 

VISI DAN MISI SMP SANTO YOSEF

Visi : 
SMP Santo Yosef sebagian dari Yayasan Tarakanita yang dijiwai oleh semangat Kongregasi Suster-Suster Cinta Kasih Santo Carolus Borromeus,bercita-cita menjdi penyelenggarakarya  pelayanan pendidikan menekankan terbebentuknya pribadi manusia yang cerdas,utuh,dan berbelas kasih


Misi : 


1.     Ambil bagian dalam misi pendidikan Gereja Katolik
2.    Mengupayakan agar keunggulan akademik sungguh dikejar, dan kualitas pembelajaran serta pelatihan peserta didik senantiasa sitingkatkan
3.    Mengembangkan penegakan hak asasi manusia dan memperjuangkan keadilan termasuk keadilan gender
4.    Melakukan koorsinasi dan menciptakan iklim yang kondusif guna terselenggaranya proses pembelajaran sehingga terbentuk manusia dengan kepribadian yang utuh (memiliki integritas diri)
5.    Menyelenggarakan pendidikan tentang religiositas dan pendidikan nilai (sikap jujur,adil, dan berwawasan)
6.    Mengembangkan semangat persaudaraan sejati dalam masyarakat yang majemuk
7.    Ikut serta dalam perjuangan menegakkan keadilan,menciptakan perdamaian dunia,dan menjaga keutuhan ciptaan
8.    Menciptakan iklim religious dan mengembangkan semangat kasih yang berbeda rasa dalam seluruh proses pembelajaran
9.    Memperhatikan,mengembangkan,dan memberdayakan para pendidik dan tenaga kependidikan agar karya pendidikan dapat terus berlangsung dan berkembang.

The Spirit of Cc5

Apa itu Cc5?

Karya Pelayanan Pendidikan Tarakanita mengacu kepada enam unsur pokok sebagai panduan kebijakan-kebijakan operasional dalam menata dan mengelola karya pendidikan.  Unsur-unsur pokok tersebut diwujudkan dalam nilai-nilai (values) dengan  slogan Cc5, antara lain compassion, celebration, competence, conviction, creativity, dan community.


 1. Compassion
merupakan perwujudan cinta kasih tanpa syarat dan berbela rasa. kita dituntut memiliki komitmen sebagai  pribadi yang mampu mencintai dengan ketulusan hati serta berbela rasa, hal ini dapat terwujud dalam:
a. Mewujudkan kepedulian dan solidaritas dengan sesama  yang lemah, miskin, dan menderita, baik jasmani maupun rohani sesuai dengan teladan Bunda Elizabeth.

b. Membuat kebijakan yang mendukung keberpihakan terhadap yang miskin, lemah, dan tersisih.

c. Mencintai dengan tulus melampaui batas-batas suku, agama, ras, budaya, status sosial tanpa diskriminasi.

d. Ikut serta merasakan penderitaan sesama dengan sikap empati dan keramahan (rela berkorban, siap sedia,murah hati, penuh perhatian, tenggang rasa, dan terbuka untuk dialog).

e. Melayani  demi “keselamatan” anak-anak yang  dilayani.

f.  Mengembangkan sikap murah hati di antara para “pelayan pendidikan” maupun peserta didik.

g.  Melayani dengan semangat “demi cinta Allah aku akan menolong mereka yang berkesesakan hidup, maka aku akan cukup kaya dengan rahmat dan cinta Allah”

2.  Celebration
merupakan ungkapan iman yang dalam. komitmen kita sebagai pribadi yang mengandalkan diri sepenuhnya kepada penyelenggaraan Allah , hal ini dapat terwujud dalam :

a. Melayani dengan penuh kegembiraan.

b. Sikap kerendahan hati dengan menyadari bahwa kita hanyalah alat di tangan Tuhan

c.  Mengembangkan sikap hidup yang beriman dan berpengharapan

d.  Mengembangkan dan mengamalkan talenta demi kebaikan bersama

e.  Mensyukuri hidup sebagai anugerah

f.  Kerelaan untuk selalu berterima kasih dengan tulus, tanpa banyak mengeluh maupun menuntut.

g.  Kesiapsediaan yang tinggi dalam melayani anak-anak yang menjadi fokus pelayanan

h.  Mampu melihat berbagai peristiwa dalam pelayanan pendidikan sebagai pengalaman yang positif, berharga, dan disyukuri.

3.  Competence
merupakan kemampuan untuk menghargai harkat dan martabat manusia. komitmen kita sebagai pribadi yang memperjuangkan kehidupan keahlian dan penguasaan pengetahuan, hal ini dapat terwujud dalam :

a. Menciptakan ruang gerak untuk berkembangnya pemberdayaan dan pemandirian mereka yang dilayani

b. Mengembangkan kecakapan hidup secara optimal  dan seimbang

c.  Melayani penuh tanggung-jawab

d.  Mengembangkan budaya eksplorasi

e.  Memperlakukan peserta didik sebagai rekan belajar

f.   Memperhatikan profesionalitas

g.  Mengembangkan pengetahuan tentang lingkungan

h.  Memelihara keseimbangan ekosistem di lingkungan sekitar karya pelayanan pendidikan.

i.   Memberi  ruang untuk berkembangnya IQ, EQ,SQ, AQ secara seimbang kepada tiap pribadi dan tanpa diskriminasi

j.  Mampu memanfaatkan sarana dan prasarana yang memadai untuk perkembangan.

k. Membuka diri akan perkembangan iptek, arus modernisasi dan globalisasi secara kritis, selektif, dan realitis.

l.  Menanggapi peluang dalam pelayanan
.Menghargai kejujuran ilmiah

4.  Conviction
merupakan daya juang dan ketangguhan dalam menghadapi tantangan hidup. komitmen kita sebagai pribadi yang berani dan tangguh dalam menghadapi segala tantangan hidup dan terbuka menanggapi tanda-tanda zaman, hal ini dapat terwujud dalam :

a. Melestarikan tradisi dan budaya yang mencerminkan kekayaan bangsa dan gereja.

b. Memiliki ketetapan hati yang terbuka, siap beradaptasi dengan lingkungan secara positif.

c.  Mengembangkan keberanian menanggung risiko dalam pelayanan

d.  Mewujudkan dan mengembangkan pelayanan yang dilaksanakan dengan setia dan konsisten

e.  Memiliki kesadaran pribadi untuk melaksanakan norma dan sistem yang berlaku dalam lembaga.

f.  Melakukan refleksi dan evaluasi

g.  Bertekun dalam menghadapi dan mengatasi  tantangan

h.  Menciptakan suasana kegembiraan, kedamaian, dan saling menghormati dalam komunitas pelayanan.

5. Creativity
merupakan kemauan untuk maju dan berkembang. Komitmen kita sebagai pribadi yang dianugerahi kemampuan untuk menemukan hal-hal baru dan mengembangkan keinginan untuk maju , hal ini dapat terwujud dalam :
a.  Menyumbangkan gagasan secara kreatif, waktu, dan tenaga demi pelayanan yang optimal

b.  Cepat tanggap melihat dan memanfaatkan peluang secara positif

c.   Menciptakan sesuatu yang baru

d.  Memiliki banyak ide dan melaksanakan secara konkret dan sesuai tata cara lembaga

e.  Berani berubah dan mengubah

f.   Menggali dan mengembangkan potensi yang ada

g.   Mengembangkan kepemimpinan dialogis, partisipatif, visioner, transformative, dan sapientia (bijaksana).

h.  Mau bertanya dan belajar dari yang lain

i.  Menciptakan peluang  terwujudnya pemberdayaan dalam komunitas pendidikan , khususnya perempuan.

j.  Memiliki semangat dan ketekunan untuk terus belajar.

6. Community
merupakan kerelaan berkorban dan melayani sesama dengan ketulusan hati. Komitmen kita sebagai pribadi yang rela berbagi hidup dan membangun persaudaraan sejati. hal ini dapat terwujud dalam :

a.  Saling mendukung, memperhatikan, dan menghargai

b.  Saling menerima kelebihan dan keterbatasan, untuk dapat saling melengkapi dalam pelayanan yang lebih optimal

c.  Terbuka dalam membangun relasi dan kerja sama dengan pihak lain

d.  Mengembangkan semangat korps

e.  Mengupayakan persaudaraan sejati lintas agama, budaya, tingkat sosial  dan suku, serta mengembangkan wawasan kebangsaan

f.  Menciptakan suasana at home di komunitasnya

g.  Menciptakan semangat rekonsiliasi, damai dengan diri, sesama, Tuhan , dan alam ciptaan serta lingkungan

h.  Mengembangkan semangat musyawarah dan dialog yang seimbang

i.   Menciptakan kebersamaan dan suasana persaudaraan kristiani yng tulus, saling mendukung dan mempercayai

   j.  Melaksanakan pelayanan dengan semangat kegembiraan, kesederhanaan, keramahan, dan keterbukaan
k.  Mengembangkan semangat berbagi  tanpa pamrih dan murah hati

l.  Memandang keberhasilan karya salam kebersamaan serta menanggung kegagalan dalam semangat kasih

Melalui karya pelayanan pendidikan, kita dituntut untuk berkomitmen membantu para generasi muda dalam mengembangkan diri agar mampu menjadi manusia yang memiliki kepribadian utuh, mampu berbela rasa, dan berkompetensi dalam bidang spiritual, emosional, intelektual, sosial, dan memiliki daya juang yang tinggi. Semoga semangat Cc5 selalu mengakar dalam diri kita untuk berkarya dalam bidang pendidikan di Yayasan Tarakanita. (AAH)


Sumber :
Kongregasi Suster-Suster Cinta Kasih Santo Carolus Borromeus. 2008. Pedoman Pelaksanaan Spritualitas CB Untuk Pelayanan Pendidikan. Yogyakarta: CB MediaCc5? Apa itu?

- Copyright © SMP SANTO YOSEF SURABAYA - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -